A Ben Bella

A Ben Bella

Sabtu, 04 Januari 2014

Gerindra: Pemerintah Tidak Cermat Dalam Kenaikan Harga Elpiji

Ketua Dewan Pakar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Burhanuddin Abdullah mengatakan bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan dengan cermat kondisi ekonomi terkini dalam kenaikan harga gas elpiji 12 kg. “Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang sangat rentan karena nilai tukar rupiah yang terus melemah,” tegas Burhanuddin.
Burhanuddin juga mengatakan bahwa kondisi tersebut akan menciptakan inflasi yang cukup tinggi, “adanya kenaikan harga elpiji yang jumlahnya sangat besar akan kemudian menyusahkan rakyat secara luas.”
“Golongan pertama yang akan secara langsung merasakan dampak dari kenaikan ini adalah masyarakat kelas menengah, tetapi kemudian dampak ini juga akan dirasakan oleh masyarakat golongan bawah. Mereka akan sangat rentan terkena dampak kenaikan harga tersebut karena mereka tidak punya alternatif pendapatan. Hal tersebut tentunya berbeda dengan masyarakat golongan menengah yang umumnya mempunyai tabungan sebagai cadangan penghasilan,” lanjut Burhanuddin.
Burhanuddin juga mengingatkan pemerintah untuk lebih lebih cermat dalam kebijakan ekonomi, “satu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah bahwa dengan adanya jarak harga yang semakin jauh antara elpiji bersubsidi dengan elpiji yang bersifat komersil yang harganya naik secara tinggi, maka kemungkinan kebocoran dalam pengalihan elpiji 3 kg ke elpiji 12 kg menjadi semakin besar. Sehingga faktor pengawasan harus menjadi fokus perhatian pemerintah,” tutup Burhanuddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar