Ketua
Dewan Pakar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Burhanuddin
Abdullah mengatakan bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan dengan
cermat kondisi ekonomi terkini dalam kenaikan harga gas elpiji 12 kg.
“Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang sangat rentan
karena nilai tukar rupiah yang terus melemah,” tegas Burhanuddin.
Burhanuddin
juga mengatakan bahwa kondisi tersebut akan menciptakan inflasi yang
cukup tinggi, “adanya kenaikan harga elpiji yang jumlahnya sangat besar
akan kemudian menyusahkan rakyat secara luas.”
“Golongan
pertama yang akan secara langsung merasakan dampak dari kenaikan ini
adalah masyarakat kelas menengah, tetapi kemudian dampak ini juga akan
dirasakan oleh masyarakat golongan bawah. Mereka akan sangat rentan
terkena dampak kenaikan harga tersebut karena mereka tidak punya
alternatif pendapatan. Hal tersebut tentunya berbeda dengan masyarakat
golongan menengah yang umumnya mempunyai tabungan sebagai cadangan
penghasilan,” lanjut Burhanuddin.
Burhanuddin
juga mengingatkan pemerintah untuk lebih lebih cermat dalam kebijakan
ekonomi, “satu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah bahwa dengan
adanya jarak harga yang semakin jauh antara elpiji bersubsidi dengan
elpiji yang bersifat komersil yang harganya naik secara tinggi, maka
kemungkinan kebocoran dalam pengalihan elpiji 3 kg ke elpiji 12 kg
menjadi semakin besar. Sehingga faktor pengawasan harus menjadi fokus
perhatian pemerintah,” tutup Burhanuddin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar