Dalam acara diskusi “Mengapa WTO Harus Dicampakkan” pada
hari ini, anggota Indonesian People Alliance (IPA), Ario Adityo mempertanyakan
nasionalisme Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Menurutnya, sebagai
partai yang selalu membanggakan ideologi nasionalisme dan kerakyatan, Partai
Gerindra tidak pernah terdengar lantang mengkritik langkah Indonesia mematuhi
globalisasi ekonomi yang kebablasan.
Menurut Kepala Bidang Kominfo DPP Partai Gerindra, Ondy A.
Saputra, pernyataan Ario Adityo tersebut
sangat ngawur, “Ukuran nasionalisme yang dimaksud oleh Saudara Ario Adityo seperti
apa? Mungkin yang bersangkutan tidak pernah mengikuti perkembangan berita
selama ini. Silakan Saudara Ario mengecek apa saja yang sudah dilakukan oleh
Gerindra. Baik melalui media cetak, media elektronik, maupun media sosial
seperti Facebook dan Twitter.”
“Gerindra adalah satu-satunya partai politik yang sejak awal
pendiriannya, hitam di atas putih, berani mengatakan bahwa sistem ekonomi
neoliberal yang terlalu bebas bukanlah sistem yang tepat bagi bangsa ini,
karena gagal memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami selalu
memperjuangkan sistem ekonomi kerakyatan agar dapat diterapkan di Indonesia
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33.” Lanjut Ondy.
Ondy juga mengatakan bahwa Gerindra adalah satu-satunya
partai yang secara jelas dan sistematis mempunyai program kerja yang dituangkan
dalam 6 Program Aksi Transformasi Bangsa, “Adanya 6 Program Aksi ini
menunjukkan bahwa apa yang diperjuangkan Gerindra bukanlah main-main. Kami
bahkan berani melakukan kontrak politik atas program kerja kami, salah satunya
adalah kontrak politik dengan kepala desa seluruh Indonesia atas inisiatif
anggaran pembangunan minimal Rp. 1 Milyar per desa.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar