Harian
Kompas merilis hasil survei yang menempatkan perkembangan elektabilitas
partai politik dalam periode Desember 2012, Juni 2013, dan Desember
2013. Pada Desember 2012 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
memperoleh elektabilitas sebesar 6,1%, kemudian mengalami peningkatan
pada Juni 2013 dengan tingkat elektabilitas sebesar 13,6%. Pada periode
ketiga yaitu Desember 2013, elektabilitas Gerindra mengalami penurunan
di angka 11,5%.
Wakil
Ketua DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa walau menurut
hasil survei Kompas Gerindra mengalami penurunan elektabilitas, pada
kenyataannya Gerindra mengalami peningkatan yang pesat jika dibandingkan
pada Pemilu 2009. “Hampir semua lembaga survei pada saat ini
menempatkan Gerindra pada posisi 3 besar. Hal tersebut tentunya patut
disyukuri.
Fadli
juga mengatakan bahwa banyaknya dukungan yang masuk menunjukkan bahwa
Gerindra dipercaya oleh rakyat untuk membawa perubahan. “Salah satu
faktor penyebab rakyat mendukung Gerindra adalah sosok Prabowo Subianto
yang tegas, cerdas, bersih dan berwibawa. Sosok seperti itulah yang
dipercaya untuk membawa perubahan. Kami juga mengusung pemimpin-pemimpin
daerah yang terbukti bersih dan berani seperti Basuki Tjahaja Purnama
dan Ridwan Kamil. Mereka telah terbukti melakukan perubahan dalam
pemerintahan.”
Gerindra
juga sudah terbukti peduli uang rakyat, hingga saat ini seluruh kader
Gerindra yang berada di DPR dan DPRD konsisten untuk menolak studi
banding ke luar negeri karena kami menganggap hal tersebut sebagai
pemborosan uang negara. Gerindra juga sudah diakui oleh Transparency
International Indonesia (TII) dan Indonesian Corruption Watch (ICW)
sebagai partai politik transparan.”
Fadli
menegaskan bahwa Gerindra mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh
partai politik lainnya. “Gerindra adalah satu-satunya partai politik
yang telah mengumumkan program kerja yang jelas dan terukur jika
memenangkan Pemilu 2014 yaitu 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai
Gerindra. Gerindra akan membangun 3000 km jalan raya dan rel kereta api
baru, membangun industri mobil, motor, dan pesawat terbang nasional,
melakukan pembinaan khusus kepada tim nasional sepakbola Indonesia,
mendirikan Lembaga Tabung Haji, serta memperbaiki infrastruktur desa
dengan dana pembangunan langsung minimal Rp. 1 milyar per desa per
tahun.”
“Kami
juga sudah terbukti peduli terhadap nasib TKI di luar negeri dan melawan
perdagangan manusia, misalnya dengan bantuan langsung dalam upaya
pembebasan TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati serta membantu
pemulangan ratusan TKI dari Yordania. Dengan demikian kami dapat
menunjukkan bahwa banyaknya dukungan yang kami dapatkan bukan karena
pencitraan, tetapi karena bukti nyata dan bukan sekedar janji,” tutup
Fadli.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar